Top Stock
IHSG -2.2% ke 7,527. PMI Tiongkok Turun dari 50.5 ke 49.3 :
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah dalam -2.2% ke level 7,527 pada perdagangan Senin (30/9). Total transaksi IHSG mencapai 17.12 triliun, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 24.38 miliar dan aktif ditransaksikan sebanyak 1,365,582 kali. Sebanyak 202 saham ditutup di zona hijau, 383 saham ditutup di zona merah dan 216 saham lainnya ditutup flat.
Heatmap Sahamology
Heatmap Sahamology menunjukkan mayoritas saham berkapitalisasi pasar besar ditutup merah pada perdagangan Senin (30/9) seiring dengan koreksi IHSG -2.2% ke 7,527. Beberapa saham big caps yang terkoreksi adalah BBRI (-2.94%), BBCA (-3.05%), BMRI (-1.77%), TLKM (-1.97%), BREN (-8.01%), GOTO (-5.71%). Sedangkan saham yang berhasil menguat pada Heatmap Sahamology adalah BRMS (+15%), INKP (+1.47%), INCO (+1.24%), PYFA (+11.82%), MDKA (+0.74%), ANTM (+0.68%), PTRO (+4.28%).
Chart IHSG
Secara teknikal, IHSG sudah memasuki fase downtrend sejak Jumat (27/9) karena resmi diperdagangkan dibawah kombinasi MA7&20 dengan rentang nilai 7,695-7,739. Indikator stochastic melemah dan tidak mampu bertahan diatas level middle 50. IHSG masih berpotensi untuk melanjutkan pelemahan ke level fibonacci retracement 0.5-0.618 di level 7,353-7,454. Investor kami himbau untuk wait and see dan cenderung jaga cash dalam jumlah besar dan tidak terlalu agresif dalam membeli saham.
Sektoral Indeks
Sektoral Indeks | Nilai Indeks | Perubahan | Persentase |
IDXBASIC | 1,380.71 | +3.47 | +0.25% |
IDXCYCLIC | 878.16 | -12.58 | -1.41% |
IDXENERGY | 2,705.01 | -58.28 | -2.11% |
IDXFINANCE | 1,521.3 | -19.9 | -1.29% |
IDXHEALTH | 1,588.8 | +0.33 | +0.02% |
IDXINDUST | 1,071.62 | -6.15 | -0.57% |
IDXINFRA | 1,543.93 | -27.42 | -1.75% |
IDXNONCYC | 739.39 | -11.26 | -1.5% |
IDXPROPERT | 793.68 | -10.79 | -1.34% |
IDXTECHNO | 3,836.57 | -68.43 | -1.75% |
IDXTRANS | 1,519.87 | +23.45 | +1.57% |
Sektoral Indeks mayoritas bergerak mengarah kebawah dan ditutup di zona merah pada perdagangan Senin (30/9). Sebanyak 8 sektor ditutup di zona merah dan hanya 3 sektor yang berhasil menguat di tengah penurunan IHSG -2.2% ke level 7,527. Sektor yang menguat signifikan adalah sektor IDXTRANS dengan kenaikan +1.57% ke level 1,519.87. Beberapa saham dari sektor IDXTRANS yang menguat adalah GIAA (+6.06% ke 70), SMDR (+4.02% ke 362), HATM (+2.29% ke 268). Sedangkan sektor yang melemah paling dalam adalah sektor IDXENERGY dengan koreksi -2.11% ke level 2,705,01. Beberapa saham dari sektor IDX yang terkoreksi adalah ABMM (-6.58% ke 4,260), ADMR (-3.97% ke 1,450), MEDC (-2.69% ke 1,265), PGAS (-2.38% ke 1,435)
Saham Top Gainer
Saham | Top Gainer |
KIOS | +28% |
PKPK | +22.15% |
BOBA | +15.73% |
BRMS | +15% |
PYFA | +11.82% |
Saham Top Loser
Saham | Top Loser |
PMMP | -10.07% |
MLPL | -9.41% |
TOBA | -8.57% |
BREN | -8.01% |
LABA | -7.66% |
Saham Top Turnover
Saham | Top Turnover |
BBRI | 2,686,070 |
BBCA | 1,508,869 |
BMRI | 1,157,759 |
TLKM | 453,529 |
GOTO | 404,971 |
Saham Top Volume Shares
Saham | Top Volume Shares |
GOTO | 60,038,499 |
BRMS | 17,189,039 |
BUMI | 14,941,843 |
BSBK | 11,489,522 |
PYFA | 7,923,822 |
Saham Top Frequency
Saham | Top Frequency |
BBRI | 83,539 |
BBCA | 35,764 |
BREN | 32,691 |
PYFA | 28,659 |
PSAB | 24,436 |
Saham Top Net Foreign Buy
Saham | Top Net Foreign Buy |
ASII | 111,844 |
BRMS | 46,819 |
INKP | 36,325 |
AMRT | 24,792 |
UNTR | 24,576 |
Saham Top Net Foreign Sell
Saham | Top Net Foreign Sell |
BBRI | 1,219,757 |
BBCA | 645,965 |
BMRI | 338,972 |
ADRO | 153,341 |
PTBA | 53,530 |
Berita Domestik
Dalam 10 tahun terakhir, perekonomian Indonesia menjadi salah satu yang terbaik. Rata-rata pertumbuhan ekonomi menunjukan angka di atas 5 persen, inflasi tetap terjaga, serta defisit fiskal yang positif atas hasil konsolidasi efektif. âÂÂItu semua dapat dicapai atas kerja keras pemerintah dengan kebijakan fiskal yang dikelola secara kredibel, sehat, dan sustainable. Hal itu dapat dilihat salah satunya dari pertumbuhan penerimaan negara dari sisi kepabeanan dan cukai,â papar Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), M. Aflah Farobi, dalam Media Gathering, pada Kamis (26/09), di Anyer, Serang Banten.
Aflah mengungkapkan bahwa dalam 10 tahun terakhir target penerimaan bea dan cukai terus meningkat dan mayoritas realisasi memenuhi target. âÂÂKalau kita lihat mayoritas itu targetnya terpenuhi ya, kecuali di sini tahun 2014 dan 2015 itu target tidak tercapai karena turunnya harga CPO dan 2016 tidak tercapai karena turunnya produksi hasil tembakau,â kata dia. Berdasarkan capaian itu, optimisme terus berlanjut. M. Aflah mengatakan bahwa target penerimaan bea dan cukai pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp301,6 triliun atau naik 1,73% dilihat dari outlook 2024.
Mencapai itu, bea dan cukai menerapkan berbagai kebijakan yang mendukung ekonomi, termasuk di dalamnya pemberian fasilitas dan insentif kepabeanan, kemudian penerapan kebijakan terkait penerimaan, pengawasan, dan dukungan manajemen seperti insfrastruktur IT, SDM, dan penyempurnaan proses bisnis. Selain penerapan kebijakan, M.Aflah juga mengungkapkan strategi pemerintah lainnya untuk mencapai target penerimaan di tahun 2025, salah satunya dengan penerapan ekstensifikasi dan intensifikasi cukai.
âÂÂTahun 2025 kami akan menerapkan strategi setidaknya di dua sisi. Pertama, dari sisi kebijakan dengan memperkuat ekstensifikasi dan pengenaan tarif bea keluar untuk mendorong hilirisasi. Sedangkan dari sisi kebijakan intensifikasi kita melihat di produk sawit dan mineral, memperkuat kebijakan post clearance, pemanfaatan IT untuk pelayanan dan pengawasan, serta kegiatan join program di internal Kemenkeu,â tuturnya.(*)
Berita Emiten
ABM Investama (ABMM) per 30 Juni 2024 meraup laba bersih USD91,24 juta. Melorot 51,60 persen dari episode sama tahun lalu senilai USD188,52 juta. Oleh sebab itu, laba per saham dasar susut ke level USD0,03314 dari sebelumnya USD0,06848.ÃÂ Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan USD573,90 juta, merosot 24,80 persen dari edisi sama tahun lalu USD763,18 juta. Beban pokok pendapatan USD511,31 juta, mengalami penciutan dari posisi sama tahun lalu USD521,32 juta. Laba kotor USD62,59 juta, anjlok 74 persen dari USD241,85 juta.ÃÂ
Beban penjualan dan distribusi USD574,30 ribu, berkurang dari sebelumnya USD30,56 juta. Beban umum dan administrasi USD22,61 juta, menyusut dari USD33,27 juta. Pendapatan lainnya USD17,59 juta, surplus dari USD10,72 juta. Beban lainnya USD10,42 juta, bengkak dari sebelumnya USD7,50 juta.ÃÂ Laba usaha USD46,57 juta, mengalami koreksi tajam dari periode sama tahun lalu USD181,23 juta. Bagian atas laba entitas asosiasi USD101,49 juta, melonjak dari USD94,28 juta. Pendapatan dividen nihil dari USD19,89 juta. Pendapatan keuangan USD2,79 juta, naik tipis dari USD2,25 juta.ÃÂ
Biaya keuangan USD54,17 juta, naik tipis dari USD49,34 juta. Laba sebelum pajak final dan pajak penghasilan USD96,68 juta, anjlok dari USD248,32 juta. Beban pajak penghasilan USD4,92 juta, berkurang dari sebelumnya USD34,59 juta. Laba periode berjalan USD91,24 juta, mengalami koreksi dari USD213,24 juta.ÃÂ Total ekuitas USD787,43 juta, mengalami lonjakan dari akhir 2023 senilai USD758,92 juta. Total liabilitas USD1,32 miliar, menyusut dari periode akhir tahun lalu USD1,39 miliar. Jumlah aset terakumulasi senilai USD2,11 miliar, mengalami penyusutan dari akhir tahun lalu USD2,15 miliar. (*)
Berita Global
PMI Non-Manufaktur NBS resmi di Tiongkok berada di 50,0 pada September 2024, turun dari 50,3 pada bulan sebelumnya. Angka terbaru ini berada di bawah perkiraan pasar sebesar 50,4, yang merupakan level terendah sejak Desember 2022. Pesanan baru (44,2 vs 46,3 pada bulan Agustus), pesanan ekspor baru (47,0 vs 47,6), dan lapangan kerja (44,7 vs 45,2) semuanya turun dengan laju yang lebih curam. . Selain itu, waktu pengiriman diperpanjang (50,2 vs 50,6).
Dari sisi harga, biaya input turun untuk keenam kalinya pada tahun ini (48,2 vs 48,6). Sementara itu, harga jual mengalami penurunan selama 12 bulan berturut-turut, dengan kontraksi yang paling tajam secara berturut-turut (46,1 vs 47,2). Terakhir, sentimen bisnis semakin melemah, meskipun masih relatif tinggi (54,4 vs 55,3). sumber: Biro Statistik Nasional Tiongkok
3 Saham Bersinyal Buy / Fresh Buy
1. KAEF (Kimia Farma)
KAEF (Kimia Farma) ditutup menguat +3.68% ke level 845 pada perdagangan Senin (30/9). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk KAEF dengan target kenaikan ke level 875-905. Berdasarkan AI Statistic Sahamology, KAEF berada dalam trend yang kuat, momentum yang moderat dan kekuatan market yang optimal. Batasi risiko jika KAEF diperdagangkan dibawah 800.
2. ACES (Aspirasi Hidup Indonesia)
ACES (Aspirasi Hidup Indonesia) ditutup menguat +0.55%% ke level 920 pada perdagangan Senin (30/9). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk ACES dengan target kenaikan ke level 950-995. Secara teknikal, ACES diperdagangkan uptrend diatas kombinasi MA7&20 dengan rentang harga 812-888 Indikator Stochastic juga berada di area Overbought. Batasi risiko jika ACES diperdagangkan dibawah 880..
3. BFIN (BFI Finance Indonesia)
BFIN (BFI Finance Indonesia) ditutup menguat +3.48% ke level 1,040 pada perdagangan Senin (30/9). Sinyal Sahamology merekomendasikan Fresh Buy untuk BFIN dengan target kenaikan ke level 1,090-1,130. Berdasarkan trading performa Sahamology, selama 5 kali transaksi ke belakang, BFIN selalu memberikan profti dan belum pernah mendapatkan hasil negatif. Batasi risiko jika BFIN diperdagangkan dibawah 990.
Bersama Sahamology Trading Easy and Profitable