PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) membuka peluang kemitraan dengan pihak strategis guna mempercepat ekspansi bisnis data center, sejalan dengan fokus perseroan memperkuat infrastruktur digital nasional.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Angelo Syailendra, menjelaskan industri data center membutuhkan investasi modal besar dan keahlian khusus. Untuk itu, perseroan siap menggandeng mitra yang dapat menyuntikkan modal sekaligus menghadirkan transfer pengetahuan. “Setiap 1 MW butuh investasi sekitar USD10 juta. Jika target kita menambah 200–300 MW, nilainya bisa mencapai USD3 miliar,” ujarnya saat paparan bisnis di Telkom Landmark Tower, Jakarta, Senin (11/8/2025).

Telkom saat ini memiliki 35 data center dengan kapasitas total 44 MW dan tingkat utilisasi sekitar 76%. Dari jumlah tersebut, 30 unit berlokasi di Indonesia dan 5 lainnya di luar negeri. Kontribusi pendapatan segmen ini pada semester I-2025 tercatat Rp921 miliar atau hanya 1,3% dari total pendapatan perseroan.

Dengan belanja modal tahunan di kisaran USD1,5–USD2 miliar yang harus dibagi ke berbagai lini usaha seperti mobile & fixed broadband, satelit, menara, dan jaringan fiber optic, Telkom menilai kolaborasi menjadi kunci untuk mengejar pertumbuhan agresif di sektor ini.

“Kami harus siap berbagi, bukan hanya modal, tapi juga keahlian dari mitra agar tidak tertinggal lagi. Tujuannya jelas, scale up lebih cepat,” tambah Angelo, yang pernah menjabat Presiden Direktur AtriaDC.

Langkah ini diperkirakan akan memperkuat posisi Telkom di pasar data center regional, sekaligus menjadi katalis positif bagi prospek jangka panjang TLKM di mata investor.